Jumat, 29 Desember 2017

Agen Logika


Agen logika merupakan agen yang memiliki kemampuan bernalar secara logika. Ketika beberapa solusi tidak secara eksplisit diketahui, maka diperlukan suatu agen berbasis logika. Logika sebagai Bahasa Representasi Pengetahuan memiliki kemampuan untuk merepresentasikan fakta sedemikian sehingga dapat menarik kesimpulan (fakta baru, jawaban). Sedangkan pengetahuan merupakan komponen yang penting, sehingga terdapat perbedaan jika diterapkan pada dua agent, yakni problem solving agent dan knowledge-based agent.


Perbedaan dua agent, problem solving agent dan knowledge-based agent. Problem solving agent memilih solusi di antara kemungkinan yang ada. Apa yang ia “ketahui” tentang dunia, pengetahuannya tidak berkembang untuk mencapai problem solution (initial state, successor function, goal test) tetapi jika Knowledge-based agent lebih “pintar”. Ia “mengetahui” hal-hal tentang dunia dan dapat melakukan reasoning (berpikir, bernalar) mengenai Hal-hal yang tidak diketahui sebelumnya (imprefect/ partial information). Tindakan yang paling baik untuk diambil (best action).


KNOWLEDGE BASE AGENT
Agen Berbasis Pengetahuan, Knowledge Base (KB) menyatakan apa yang “diketahui” oleh si agent Pendekatan deklaratif membangun agent: “beritahu” informasi yang relevan, simpan dalam KB. Agen dapat ditanya (atau bertanya diri sendiri) apa yang sebaiknya dilakukan berdasarkan KB. Maka sebuah agen berbasis pengetahuan harus bisa mereprentasikan world, state, action, dst. Menerima informasi baru (dan meng-update representasinya). Menyimpulkan pengetahuan lain yang tidak eksplisit (hidden property).  Menyimpulkan action apa yang perlu diambil.


Agen Berbasis Pengetahuan atau Knowledge Base (KB) merupakan Himpunan representasi fakta yang diketahui tentang lingkungannya. Tiap fakta disebut sebagai sentence. Fakta tersebut dinyatakan dalam bahasa formal sehingga bisa diolah, menambahkan sentence baru ke KB. Inference Engine merupakan menentukan fakta baru yang dapat diturunkan dari pengetahuan yang sudah ada dalam KB.

Agen Berbasis Pengetahuan dalam representasi, agent dapat dipandang dari knowledge level. Apa saja informasi yang diketahui? Misal sebuah robot “mengetahui” bahwa gedung B di antara gedung A dan gedung C. Agent dapat dipandang dari implementation level Bagaimana representasi informasi yang diketahuinya? Logical sentence di_antara(gdB, gdA, gdC). Natural language “Gedung B ada di antara gedung A dan gedung C”.

Agen Berbasis Pengetahuan, pilihan representasi berpengaruh terhadap apa yang bisa dilakukan inference engine. Pada pendekatan deklaratif programmer memberitahu agent informasi tentang environment. Kalau informasi kurang, agen bisa melengkapinya sendiri. Jika dibandingkan dengan pendekatan prosedural programmer secara eksplisit memrogram agen untuk bertindak. Sehingga bagaimana jika program tidak benar, maka akan besar kemungkinan menyebabkan kesalahan.

Agen Berbasis Pengetahuan, permasalahannya adalah bagaimana representasi yang tepat, sehingga ada dua hal yang harus diperhatikan expressive bisa menyatakan fakta tentang environment, Tractable bisa mengolah/ memproses inference engine (dengan cepat). Knowledge merupakan power atau kekuatan dari pemrograman secara deklaratif. Representasi dan penalaran membentuk suatu Intelligence.

Logika Proposisi

Definisi Logika
Ilmu logika lebihmengarah pada bentuk kalimat (sintaks) daripada arti kalimat itu sendiri(semantik). Ilmu logika selalu berhubungan dengan kalimat-kalimat (argument) dan hubungan yang ada diantarakalimat-kalimat tersebut. Argumentasi adalah kumpulan sebuah kesimpulanbeserta fakta-faktanya. Kesimpulan dikatakan benar apabila merupakanakibat dari fakta-fakta yang diajukan. Apabila semua fakta-fakta yang diajukanberikut kesimpulan adalah benar dan terdapat hubungan logis di antarakeduannya, maka argumentasi tersebut adalah benar atau valid. Akan tetapi,terkadang meskipun fakta-fakta yang diajukan tidak diragukan lagi kebenarannya,bisa saja kesimpulan yang diambil menjadi salah akibat dari cara berfikir yangtidak logis dan akhirnya menyebabkan suatu argumentasi menjadi tidak valid. Tujuanmempelajari logika adalah untuk mampu mengidentifikasi valid atau tidaknyasuatu argumentasi.

Dasar Logika Proposisi 
  • Proposisi adalah ekspresi yangmengandung variabel (yaitu variableproposisional) berupa pernyataan danoperator (yaitu operator logika) sebagaikonektor.
  • Pernyataan (Statement) adalah kalimatdeklaratif yang memiliki nilai kebenaran (True dan False).
  • Syntactics Rule (AturanSintaktik) adalah aturan yang diperlukan untuk mengkombinasikan antarapropositions dan propositional connectives untuk menghasilkan sentences(kalimat logika). Dapat dibuat alurnya sebagai berikut Propositions + Propositional Connectives à Sentences Propositional connective yang digunakan: Not, And, Or, If-Then,If-Then-Else, dan If-And-Only-If.
  • Interpretasi adalah pemberiannilai kebenaran (true atau false) pada setiap symbol proposisi dari suatukalimat logika.
  • Semantic Rule (Aturan Semantik)adalah suatu aturan yang digunakan untuk menentukan “truth value” dari suatusentence.

Logika proposisi memiliki bentuk berupa kalimat deklaratif (atau pernyataan). Proposisididefinisikan sebagai kalimat deklaratif yang memiliki hanya satu nilaikebenaran yaitu benar saja, salah saja, tetapi tidak keduanya, benar sekaligus salah. Pada umumnyabentuk proposisi adalah kalimat berita yang bisa ditentukan nilai kebenarannya(benar/salah).

Kalkulus Proposisi

Kalkulus Proposisi adalah proses kalkulasi penentuan nilai kebenaran dari suatu formula.Pada contoh-contoh sebelumnya proses kalkulasi terjadi pada saat kitamenentukan nilai kebenaran dari suatu kalimat proposisi menjadi notasi denganformula. Nilai kebenaran dalam kalkulus proposisi dapat direpresentasikan/disajikan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
  • Benar (B) atau True (T) dinotasikan dengan Satu (1).
  • Salah (S) atau False (F) dinotasikan dengan Nol (0).

Nilai kebenaran yang disebutkan diatas bisa digunakan dengan bentuk B/S, T/F, atau 1/0. Tapi untukkeseragaman, dengan alasan akan digunakan juga pada bahasan Aljabar Boolean dantelah terbiasa, maka nilai kebenaran yang digunakan adalah 1/0. Nilai-nilaikebenaran untuk masing-masing formula dapat dilihat pada tabel kebenaran (Truth Table) dibawah ini:

Negasi

Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, Bi-Implikasi, Or Exclusive
Bahasan Khusus: Varian Implikasi
Pada (Implikasi), ketika p= 0  apapun nilai dari q akan selalu bernilai benar. Beberapavarian dari formula Implikasi adalah: Contrapositive,Converse, Inverse.
  • Formula  disebut Contrapositive dari formula
  • Formula  disebut Converse dari formula
  • Formula  disebut Inverse dari formula

Implikasi
Implikasi ini memilikiperan sangat penting dalam penalaran. Implikasi  tidak hanya disebutkansebagai kalimat standar “Jika p Maka q” tetapi juga dapat diekspresikan dalamberbagai cara, antara lain:
  • Jika p, maka q                         
  • (if p, then q) Jika p, q                                   
  • (if p,q)p mengakibatkan q                 
  • (p implies q)q jika p                                   
  • (q if p)p hanya jika q                          
  • (p only if q)p syarat cukup agar q              
  • (p is sufficient for q)q syarat perlu bagi p                
  • (q is necessary for p)q bilamana p                            
  • (q whenever p)

Tautologi, Kontradiksi, Ekuivalen

Suatu formula dikatakan Tautologi (Tautology)apabila interpretasi dari formula tersebut selalu benar, apapun nilaiatomnya. Formula dikatakan Kontradiksi (Contradiction) apabila interpretasinya selalu salah. Duaformula p dan q dikatakan Ekivalen secara logika (Logically Equivalent) apabila keduanya memiliki nilai kebenaranyang sama.

Validitas dan Inkonsistensi

Pada pembahasan kali ini kita ingin mengetahui kapan suatu formula dikatakan valid pada logika proposional? . Komposisi atau Kombinasi beberapa kalimat deklaratif yang valid akan menghasilkan formula yang valid juga. Suatu formula dikatakan Valid jika dan hanya jika formula tersebut Tautologi. Dan formula disebut Invalid jika dan hanya jika tidak valid. Suatu formula disebut Inkonsisten jika dan hanya jika formula tersebut kontradiksi. Dan formula disebut Konsistenjika dan hanya jika tidak Inkonsisten.

Pernyataan berikut ini adalah implikasi dari definisi diatas:

Formula adalah Valid jika dan hanya jika Negasinya InkonsistenFormula adalah Inkonsisten jika dan hanya jika Negasinya ValidFormula adalah Invalid jika dan hanya jika ada interpretasi yang menyebabkannya salah.Formula adalah Konsisten jika dan hanya jika ada interpretasi yang menyebabkannya benarJika formula adalah Valid, maka formula tersebut Konsisten tetapi tidak sebaliknyaJika formula adalah Inkonsisten, maka formula tersebut Invalid, tetapi tidak untuk sebaliknya.

Metode-Metode Inferensi

Metode Inferensiadalah teknik untuk menurunkan kesimpulan berdasarkan hipotesa yang ada, tanpaharus menggunakan tabel kebenaran. Konklusi disimbolkan sebagai ‘’ dibaca ‘jadi’ atau ‘karena itu’. Beberapa metode inferensiuntuk menentukan ke-Valid-an suatu kesimpulan adalah sebagai berikut: (LihatTabel aturan inferensi).

Modus Ponen

Bentuk(implikasi) diasumsikan bernilai benar. Apabila selanjutnya diketahui bahwa anteseden p (hipotesa) juga bernilai benar, agar konklusi bernilai benar, maka q (konklusi) juga harus bernilai benar.

Modus Tollen

Bentuk Modus Tollen mirip dengan Modus Ponen, hanya saja Hipotesa kedua dan Konklusi merupakan kontraposisi hipotesa pertama modus ponen, karena suatu implikasi selalu ekuivalen dengan kontraposisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar